Selasa, 14 September 2010

Presiden SBY Prihatin dengan Insiden Dua Pemuka Gereja HKBP Pondok Timur Indah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku prihatin dengan insiden penganiayaan terhadap dua pemuka Gereja HKBP Pondok Timur Indah yang terjadi pada hari Minggu (12/9/2010) silam. Atas insiden itu, Presiden, Selasa (12/9/2010) mengeluarkan dua instruksi dan empat harapannya.

Dua instruksi dan empat harapannya disampaikan kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, usai menerima laporan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Kepala Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat.

Instruksi pertama, Presiden meminta semua pihak mencari solusi dari perselisihan atau ketegangan seputar tempat ibadah bagi jemaat HKBP. "Saya berharap para menteri terkait, Gubernur Jawa Barat, Bupati Bekasi, pemuka agama, tentu dari PGI, dan elemen-elemen yang lain, duduklah bersama dengan jernih, dengan niat yang baik, segera temukan jalan keluar yang baik. Saya berharap itu bisa tercapai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kita ingin benar-benar semua itu bisa tercapai," kata Presiden.

Instruksi kedua, Presiden meminta agar hukum ditegakkan. Dikatakan Kepala Negara, tidak ada ruang bagi para pelaku tindak kekerasan, apa pun motifnya. Kepala Negara meminta polisi segera mengungkap dan memroses pelaku insiden kekerasan tersebut.

Selanjutnya, Presiden menjabarkan empat harapannya. "Pertama, saya berharap semua pihak untuk terus mengelola isu hubungan antarumat beragama dengan sebaik-baiknya. Karena, ya, ini masalah yang sensitif. Negara kita adalah negara yang majemuk. Kita telah memiliki UUD, undang-undang dan peraturan yang memungkinkan siapapun bisa menjalankan kegiatan ibadahnya dengan baik, memeluk agamanya masing-masing," katanya.

Kedua, Presiden meminta semua pihak untuk turut mencegah tindakan kekerasan, terlebih kekerasan fisik yang bisa mengancam jiwa siapapun, di lingkungan masyarakat kita.

"Ketiga, saya minta jangan ada intervensi dari pihak mana pun yang justru menimbulkan masalah baru, memperuncing keadaan, mengadu-adu (sehingga) akhirnya sesuatu yang bisa kita dapatkan jalan keluarnya dengan baik, malah jadi berkepanjangan dan makin meluas. Gunakan nurani masing-masing. Jangan ada di antara kita yang berpikiran lain kecuali pikiran yang sehat untuk menjaga harmoni hubungan baik dan kerukunan di antara kita semua, termasuk antarumat beragama," katanya.

Terakhir, Presiden menggarisbawahi peran dari pemerintah daerah. "Lakukanlah semua pendekatan, fasilitasi apapun agar ini bisa segera diselesaikan permasalahannya, ditemukan solusi dan jalan keluarnya. Di negeri ini tidak ada masyarakat atau daerah yang tidak ada pemimpinnya. Tampillah dengan sangat serius untuk mengatasi masalah ini. Saya juga mengajak para pemuka agama, PGI, dan pemimpin yang lain untuk memberi kontribusi agar masalah ini segera dapat kita carikan solusinya dengan baik," katanya.

Sumber: Kompas Online

Tulisan Sebelumnya :
:: Menurut Berlusconi, Perempuan Suka Pria Tua dan Mapan
:: Menjual Keperawanan Gadis-Gadis Muda Rp 650 Juta
:: 2011, Siswa Gratis Buku Sekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar